Senin, 24 Oktober 2016

Kriteria Autisme



Asosiasi Psikiatri Amerika (2013) memberikan kriteria diagnostik untuk Autism Spectrum Disorder dalam 5 kriteria, yaitu sebagai berikut:
Kriteria A: Adanya defisit atau kekurangan yang relatif menetap dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial pada berbagai situasi, yang tidak disebabkan karena keterlambatan perkembangan secara umum, sebagaimana termanifestasikan dalam berbagaihal di bawah ini, baik menilik pada kondisi sekarang maupun menilik informasi masa lalu:
1.      Kendala dalam hubungan sosial-emosional timbal balik: mulai dari cara bersosialisasi yang abnormal dan kegagalan dalam menjalin komunikasi timbal balik sampai pada kurangnya kemampuan untuk berbagi tentang hal-hal yang menarik, berbagi rasa (emosi), suasana hati, hingga kegagalan untuk memulai atau merespon interaksi sosial.
2.      Kendala dalam penggunaan komunikasi non-verbal untuk interaksi sosial: mulai dari kemampuan yang rendah dalam mengintegrasikan komunikasi verbal-nonverbal, hingga abnormalitas pada kontak mata dan bahasa tubuh maupun kurangnya pemahaman dan penggunaan gerak isyarat tubuh, hingga kekurangan secara total dalam ekspresi wajah dan komunikasi non-verbal.
3.      Kendala dalam mengembangkan, mempertahankan dan memahami hubungan sosial mulai dari kesulitan menyesuaikan perilaku agar sesuai dengan berbagai konteks sosial, sampai kesulitan dalam bermain imajinatif dan menjalin pertemanan, hingga tidak adanya ketertarikan pada orang lain.
Kriteria B:Pola perilaku, ketertarikan, atau aktivitas yang terbatas dan berulang, sebagaimana dimanifestasikan paling tidak dalam dua hal berikut ini, baik menilik pada kondisi sekarang maupun menilik informasi masa lalu:
1.      Gerakan motorik, penggunaan obyek   atau bicara yang stereotip dan berulang (seperti stereotip gerakan motorik sederhana, ekolalia, ungkapan idiosinkratik).
2.      Ketaatan pada rutinitas yang berlebihan/kaku, adanya pola ritualistik perilaku verbal dan non verbal atau kesulitan untuk berubah: (seperti misalnya : distres ekstrim ketika terjadi prubahan kecil, kesulitan dengan perubahan, pola pikir  kaku, butuh atas rute yang sama atau pemilihan jenis makanan yang sama setiap hari).
3.      Ketertarikan yang terbatas dan kaku, yang abnormal dalam intensitas dan fokus (seperti kelekatan yang kuat atau preokupasi dengan obyek yang tidak biasa, ketertarikan yang sangat terbatas).
4.      Reaksi yang berlebihan atau sangat kekurangan terhadap rangsang sensori atau ketertarikan yang tidak biasa terhadap aspek sensori lingkungan: (seperti misalnya keacuhan terhadap rasa sakit / suhu, respon yang tidak tepat pada bunyi, aroma atau sentuhan, terpesona secara berlebihan pada lampu atau obyek berputar).
Kriteria C :Simptom harus mulai terlihat /ada pada masa kanak awal (walaupun mungkin belum termanifestasi secara nyata sampai kapasitas anak yang terbatas tidak lagi dapat memenuhi tuntutan secara sosial atau ditutupi dengan strategi yang dipelajari ).
Kriteria D : Simtom yang terjadi menyebabkan gangguan yang signifikan secara klinis dalam fungsi keseharian pada area sosial, okupasi ataupun area penting lain.
Kriteria E : Gangguan ini tidak dapat diterangkan sekedar dengan ketidakmampuan intelektual (gangguan perkembangan intelektual) atau keterlambatan perkembangan umum (global developmental delay). Gangguan intelektual dan spektrum gangguan autisme seringkali terjadi bersamaan; untuk membuat diagnosis spektrum gangguan autisme dan gangguan intelektual menjadi co-morbid, komunikasi sosial harus dibawah dari tingkat perkembangan umum yang diharapkan.
Secara spesifik karasteristik hambatan dominan pada anak autis diantaranya sebagai berikut:
a.       Prilaku terbatas dan Perilaku mengulang
Hambatan tentang prilaku terbatas meliputi hambatan yang terjadi di beberapa area  berikut ini antara lain: sangat menyukai perilaku yang di ulang – ulang, misalnya flapping dan  menata mobil mainan,mempunyai cara komunikasi yang tidak lazim /unik antara lain echolalia, monologues, jargon.Cenderung malakukan kegiatan yang sama atau rutin, cenderung memiliki ketertarikan yang dominan pada hal-hal yang spesifik (ketertarian pada satu obyek dan aktifitas yng tidak relevan). Memiliki sensori yang terkadang sangat sensitive atau sebaliknya (Hiper atau hipo sensitive dalam merespon sistem sensori). Memiliki sensori terhadap lingkungan yang tidak lazim seperti, gerakan yang tidak lazim, penciuman, cahaya, sentuhan dan sejenisnya
b.      Hambatan kumunikasi dan berinteraksi social
Hambatan komukasi sosial  meliputi hambatan yang terjadi di beberapa area  berikut ini antara lain: membuka dan melanjutkankan percakapan, komunikasi secara non verbal ,berbagi kesenangan atau hobby dengan orang lain,memahami emosi yang terjadi pada diri sendiri dan orang lain, berinisiatif untuk melakukan interaksi sosial, memelihara dan mengembangkan suatu hubungan dalam pergaulan, tidak tertarik untuk berteman, prilaku yang sulit beradaptasi terhadap suatu perubahan ,hambatan dalam berbicara dan logika berfikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar