Hingga kini apa yang menyebabkan seseorang
dapat menderita autisme belum diketahui secara pasti. Riset-riset yang
dilakukan oleh para ahli medis
menghasilkan beberapa hipotesa mengenai penyebab autisme.Dua hal yang diyakini sebagai pemicu autisme
adalah faktor genetik atau keturunan dan faktor lingkungan seperti pengaruh zatkimiawi
ataupun vaksin.
1. Faktor genetik
Faktor
genetik diyakini memiliki peranan yang besar bagi penyandang autisme walaupun
tidak diyakini sepenuhnya bahwa autisme hanya dapat disebabkan oleh gen dari keluarga. Riset yang dilakukan terhadap
anak autistik menunjukkan bahwa kemungkinan dua anak
kembar
identik mengalami autisme adalah 60 hingga 95 persen sedangkan kemungkinan
untuk dua saudara kandung mengalami autisme hanyalah 2,5 hingga 8,5 persen. Hal
ini diinterpretasikan sebagai peranan besar gen sebagai penyebab autisme sebab
anak kembar identik memiliki gen yang 100% sama sedangkan saudara kandung hanya
memiliki gen yang 50% sama.
2. Faktor lingkungan
Ada
dugaan bahwa autisme disebabkan oleh vaksin
MMRyang
rutin diberikan kepada anak-anak di usia dimana gejala-gejala autisme mulai
terlihat. Kekhawatiran ini disebabkan karena zat
kimia
bernama thimerosal yang digunakan untuk
mengawetkan vaksin tersebut mengandung merkuri.Unsur merkuri inilah yang
selama ini dianggap berpotensi menyebabkan autisme pada anak.Namun, tidak ada
bukti kuat yang mendukung bahwa autisme disebabkan oleh pemberian
vaksin.Penggunaan thimerosal dalam pengawetan vaksin telah diberhentikan namun
angka autisme pada anak semakin tinggi.
3. Kebutuhan Layanan Anak Autis
Sesuai dengan karakteristik autis sebagaimana
dijelaskan di atas, maka setiap anak autis membutuhkan layanan yang
berbeda-beda, tidak bias disamaratakan.Meskipun demikian secara umum ada
beberapa layanan yang dapat dipilih, baik sebagian maupun secara keseluruhan.
Beberapa layanan yang dibutuhkan autis tersebut antara lain:
1. Layanan medis, antara lain mencakup pemantauan tumbuh kembang,
pemeriksaan kesehatan umum,
2. Layanan sosial psikologis, antara lain meliputi intervensi untuk
meningkatkan kemampuan perhatian dan kepatuhan, imitasi, bahasa reseptif,
bahasa ekspresif, dan kemampuan pra akademik. Kesehatan khusus terkait dengan
autis, hambatan motoric dan sensorik, dll.
3. Layanan pendidikan, antara lain meliputi pengembangan kemampuan
binadiri, berbahasa, ketrampilan dasar membaca, menulis, berhitung, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar